Hal penting saat orang tua bersama anak

Wednesday, 11 December 2013

While We're in KL

Mimpi...
Saat kamu bangun dari tidur dan tidak serta merta melewatkan sejuta harapan yang tadi telah kamu genggam erat, itulah mimpi.
Saat kamu berhasil membuat layang layangmu terbang tinggi setelah kamu jauh berlari-lari, memohon agar angin bermurah hati menerima layangmu sebagai temannya, itulah mimpi.

Mimpi itu...adalah aku.
aku, kau dan apa yang Tuhan beri untuk kita, agar kita pandai bertahmid.
:)

Berikut, adalah sekapur sirih, pengantar perjalanan panjang penulis bersama mimpinya, min haitsu laa yahtasib..

Prosesi pendaftaran seleksi pemilihan peserta Student Exchange yang terhitung berjarak detik dengan tes dan pengumumannya, membuatku sedikit “innocent” atas kenyataan bahwa aku diterima menjadi salah satu mahasiswi yang terpilih dan berada di list number one di papan pengumuman kampus.
Oh God, mimpi apa aku semalam???entahlah…tidak ada yang peduli mengingat ingat bahkan sekedar mencoba mengingat mimpi itu. Yang jelas, detik ini juga, aku harus memutar otak, berpikir keras untuk mendapatkan dana yang tidak sedikit untuk sisipan dompetku di negeri Jiran nanti.
Pernah suatu kali aku berambisi untuk dapat mengenyam pendidikan di Ausy (Australia). Setidaknya di salah satu Universitas ternama, Quesland. Ya..sampai sekarang pun, angan itu masih menggantung kuat di sini, di hati. Bukti? Foto sampul akun facebook yang dari zaman alif hingga sekarang masih terpampang elegan di sana. Dia adalah satu satunya saksi yang akan setia menemani kebersamaan mimpi itu. Lagi lagi di sini, dalam hati.

15 peserta akhirnya deal terpilih sebagai peserta Student Exchange yang akan di tempatkan di sebuah Universitas terbaik di Malaysia, University of Malaya. Tepatnya ahad, 24 November nanti, rencananya kami akan diberangkatkan dari bandara Adi Sucipto Yogyakarta dengan penerbangan Air Asia pukul 06.00pm hingga 2 minggu kedepan.

Hari-hari mulai berjalan lamban, seolah tidak ingin meninggalkan tanah air. Tidak ingin membuat orang-orang terkasih jauh. Tidak ingin mengambil resiko apapun atas perjalanan jauh nanti. Tuhan...yakinkan niatku.

Aku, mendadak menjadi orang paling sibuk di dunia ini. pengurusan pasport yang membutuhkan KK (Kartu Keluarga) dan akta kelahiran asli, bolak-balik kantor imigrasi yang tidak bisa dikatakan dekat dari lokasi kampus, penukaran mata uang rupiah ke ringgit dan seabreg keperluan yang harus dipenuhi sebelum hari H.
Maaf...karena ini aku mengabaikan kalian, orang orang yang sangat menghargai bahagiaku.

Ahad, 24 November 2013, 01.00pm
Seluruh peserta wajib kumpul di lobi fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, kampus Putih tercinta.
Dengan ransel exsport di punggung, tas samping coklat, dan sebuah koper berukuran sedang, aku tergopoh-gopoh mendatangi kerumunan mereka yang sudah terlebih dahulu datang. Bukan, bukan mutaakhiroh lagi...
:D

Kami menyempatkan diri untuk mengambil beberapa foto bersama di samping fakultas sebelum akhirnya berangkat dari ke bandara Adi Sucipto dengan mobil pribadi milik bapak ibu dosen yang bertanggung jawab atas program Studen Exchange ini.

Sekitar pukul 02.00pm, kami sampai bandara. Udara di sini berbeda dengan udara Jogjakarta yang ku kenal. Bising. Gumpalan asap di mana-mana. Semuanya sibuk dengan hand bag koper masing-masing. Dan aku? sibuk mengutak-atik ponsel mini pinjaman Yusuf, salah satu personil kami. Kau tau kenapa?
Barang sakralku tertinggal di asrama, sekitar 30 menit dari sekarang aku berdiri.Oh God, kenapa handphone ku bisa tertinggal???
Dan sekarang..aku hanya perlu menunggu seseorang datang membawakan handphone itu untukku, terimakasih sayang..
Aku tersenyum lega setelah melihat senyum manis darinya dari kejauhan. kutinggalkan sementara hiruk pikuk pengurusan koper dkk itu..dan ku hampiri ia yang tak bisa menyusulku kedalam sini.
Ya..handphone yang ia bawa ku akui memang penting. tapi tidak lebih penting dari keberadaannya di sampingku saat ini.
Mungkin aku hanya akan pergi 14 hari saja, atau sederhananya 2 pekan saja. Mungkin aku akan bisa bertemu dengannya lagi di sini, di Indonesia. Atau mungkin, tidak sama sekali.
Perjalanan jauh berjarak mil yang harus kami lalui dengan pesawat. Aih..kau harus tahu betapa gugupnya perasaan kami. Atau mungkin hanya aku yang grogi seperti ini. Yang jelas, aku tidak ingin membuatnya sedih saat aku pergi. Aku ingin membawa senyumnya sampai negeri Jiran nanti.
Ku tanggalkan gelisahku di depannya. Aku ingin ia melepasku dengan tenang. Baru sekali itu aku melihat sorot berat di matanya. Dan ku putuskan masuk untuk segera berkumpul lagi dengan rombongan kami. Sayang, jangan menangis, aku akan kembali.
Semua orang benci dengan hal ini, p e r p i s a h a n.

Ku seka air mata yang masih menggenang di ujung mataku, aku baik-baik saja. Dan kami meneruskan prosedur keamanan di bagian imigrasi sebelum akhirnya menunggu untuk take off ke Malaysia.

06.15pm
Pintu bandara menuju pesawat Air Asia dibuka. Perjalanan untuk kali pertamaku dengan pesawatpun di mulai. Bagaimana rasanya?
Sempat aku kirimkan beberapa pesan untuk bapak ibuk dirumah, untuk memastikan do'a mereka berada di samping kiri dan kananku saat pesawat mulai take off.