Hal penting saat orang tua bersama anak

Tuesday, 12 August 2014

Menikah tidak bisa membahagiakan orang tua?

Kata salah satu teman, “aku belum ingin menikah, aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku terlebih dahulu”.
Pertanyaanku sebagai seorang mahasiswi yang sudah menikah, apakah aku yang sudah menikah ini dinilai tidak mampu membahagiakan kedua orang tua?
Apakah benar, yang belum menikah sajalah yang mampu membahagiakan kedua orang tuanya?
Aku bilang, tergantung dari sudut pandang mana anda melihat.
Ketika anda melihat dari sudut pandang material saja, mungkin akan sekilas terlihat bahwa hanya yang belum menikah lah yang mampu membahagiakan kedua orang tuanya. Logikanya, seseorang yang belum menikah belum punya tanggung jawab untuk menafkahi isteri maupun anaknya. Hal ini tentunya akan menjadikan dia lebih mudah untuk lebih memprioritaskan kebahagiaan orang tuanya dalam hal ekonomi.
Berbeda dengan seseorang yang telah menikah bahkan sebelum ia lulus dari kuliahnya. Belum saja bekerja, belum saja mendapatkan penghasilan sendiri, ia sudah harus memprioritaskan isteri dan rumah tangganya sendiri dari pada kedua orang tuanya yang sejak dulu sudah mengasuh, membiayai sekolah hingga sarjana. Padahal harapan dari kedua orang tuanya ketika lulus adalah “memanen” dari hasil kerja keras kedua orang tuanya selama ini.
Begitukah?
Mari coba kita lihat dari sudut pandang spiritual.
Bukan tanpa beribu pertimbangan, ketika orang tua melepaskan anak-anaknya untuk memutuskan mengambil jalan pernikahan. Hal ini bukan sesuatu yang tanpa sebuah keberatan. Namun, andai saja kita mau melihat keluar sana, fenomena perzinaan marak dimana-mana, anak perempuan kehilangan kesuciannya, anak laki-laki kehilangan kekuatan imannya, orang tua jatuh martabatnya, bayi-bayi tidak berdosa kehilangan nyawanya. Andai kita mau membuka mata sedikit saja, bahwa kehidupan di luar sudah tidak seaman jaman muda-mudi orang tua kita. Bahwa setan-setan sudah tidak selugu saat berpacaran orang tua kita dahulu.
Jadi, untuk investasi jauh ke depan, ingin dibahagiakan dengan seperti apakah anda, para orang tua?
Akan tenang-tenang saja kah para orang tua yang melepaskan anaknya jauh ke perantauan?
Seharusnya tidak.
Marilah, sejenak kita renungkan. Betapa kali ini kita harus berdemokrasi dengan berkembangnya zaman, bertoleransi dengan majunya peradaban. 
Syukron.