Hal penting saat orang tua bersama anak

Monday, 17 November 2014

7 Jumadil Ula 1435 H

Dan akhirnya, cincin yang pernah kita pilih bersama ini, kau pakaikan di jari manisku.
Kau tau?seberapa aku mengkhawatirkan keberadaanku di hatimu?
aku takut.sangat takut.
Tidak ingin ada seorangpun yang boleh mencintaimu lebih dari aku.
Tidak ingin ada sedetikpun waktu yang melewatkannya denganmu selain aku.
Aku sangat mencintaimu, adam yang Tuhan ciptakan laksana rembulan dalam gelap malamku.
Adam yang Tuhan sematkan satu tulang rusuknya dalam aku.

---

Hari ini, pukul 07.00, tertanggal, 7 Jumadil Ula 1435 H, ijab qobul syah terikrarkan.
Detik yang selalu aku takutkan bukan teruntuk aku pun, Tuhan berikan jawaban.
Aku menjadi milikmu. Selamanya.

Wisata Bahari Lamongan, Kado Istimewa Sidang Munaqosyah dari Suami

Setelah kurang lebih 2 bulan lamanya bergelut dengan skripsi, akhirnya, hari yang aku tunggu-tunggupun tiba. Hari dimana aku terbebas dari segala ancaman yang berjudul "skripsi". Hari yang tidak pernah orang sangka akan pernah aku lalui secepat ini. 6 Semester lebih 2 bulan, aku lalui di jurusan Pendidikan Bahasa Arab, kampus putih, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini. hari-hari yang menurutku adalah hari terberat yang harus aku jalani. Dimana aku benar-benar merasa asing dengan tanah yang aku pijak sendiri. Merasa asing dengan udara yang aku hirup sendiri. Layaknya lompatan jauh, aku sudah berada di titik teraman, pendaratan.

Hingga sudah tidak tahu lagi harus bersyukur dengan apa dan bagaimana. Dengan bahasa sastra pun sepertinya tidak akan mampu mewakili rasa syukurku kepada Dia yang telah berbelas kasih mengizinkan aku melakukan pendaratan nyaris sempurna sedang aku tidak pernah bisa terbang sedikitpun.

Dari detik pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal skripsi, seminar proposal, pengajuan surat penelitian, penelitian, proses pengetikan skripsi, konsultasi, revisi, pendaftaran sidang (munaqosyah), hingga persidangan dilaksanakan, rasanya seperti menaiki lift saja.

"Fa bi ayyi aalaa i Robbikumaa Tukadzibaan?"

Ah..rasanya ingin sekali berjingkrak dan mengungkapkan bahwa aku sangat bahagia kepada-Mu, Tuhan.

Satu lagi, sesuatu yang istimewa yang ingin aku berikan kepada Bapak dan Ibuk saat wisuda nanti, adalah "Cumlaude" yang aku impikan selama ini. Mungkin aku tidak akan bisa membahagiakan mereka lebih dari ini. Mungkin aku tidak bisa menjadi seperti yang mereka inginkan lebih dari ini, memakaikan mahkota kemuliaan kepada beliau beliau. Ya.. sudah ku putuskan, untuk mencari pintu lain menuju syurga untuk mereka, kedua orang tuaku. Dan Allah tahu itu. Aku begitu menyayangi mereka. Dan karena itu aku harus menjadi isteri baik dari imamku.

Dan dibawah ini adalah beberapa photo penulis dengan sang suami saat berlibur ke rumah mertua (Lamongan), Wisata Bahari Lamongan, sebagai kado dari suami atas selesainya strata satuku di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2014.

Terimakasih abah, yang sudah mau menemani kita jalan-jalan seharian, Ummik yg selalu bimbing aku dirumah dan rela ditinggal sendirian waktu kita jalan-jalan, dek faris, rara, juga sayangku, kalian semua, terimakasiiih.. :*

Sunday, 16 November 2014

Betapa Kita harus Bersyukur

Beberapa foto dibawah ini, adalah hasil dokumentasi dari penelitian penulis di sebuah Madrasah Tsanawiyah yang bernaung di bawah Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (Yaketunis), Yogyakarta pada September hingga Oktober Kemarin.

Monday, 27 October 2014

Sepenggal Kisah yang tak Terungkap

Benar saja. Tidak segala sesuatu dapat diungkapkan. Entah itu hanya berupa kalimat, terlebih sebuah sikap. Termasuk satu kisah yang tidak akan pernah terungkap keberadaanya ini. Kisah yang tidak sekalipun akan orang jamah. Kisah yang hanya bisa aku, kau dan ia nikmati bersama dalam bingkai kenangan. Hanya kenangan.

---

Malam ini begitu dingin. Dedaunan serempak berlari-larian dikejar angin. Bintang-bintang tampak buncah, memecah pekat gelapnya malam. Membuat suasana lengkap terasa begitu damai. Tidak ada suara sedikitpun kecuali siulan angin yang berulangkali melewati tepat di depan daun telingaku. Sebentar lewat, berhembus, kemudian berbisik satu dua kalimat. Memaksaku untuk mengembalikan secuil ingatanku tentang sebuah kisah tak terungkap, sebuah kasih yang terbelenggu. Aku dan mas Aidan, begitu aku memanggilnya.

Perangai lelaki paruh baya itu, lelaki yang terpaut beberapa tahun denganku, ia bernama Aidan. Aidan Syahputra. Lelaki yang belakangan aku tahu bahwa ia adalah pindahan dari universitas luar negeri. Anak-anak sepertinya sangat welcome dengannya. Aku?Entahlah. Sedikit meremehkan dengan para lelaki yang sering unjuk gigi di depan kelas hanya karena sengaja untuk mencuri pujian dan lirikan "ibu-ibu arisan" di sini. Aku lebih memilih diam dan mendengarkan malas ocehan mereka atau menghempaskan segala argumen yang mereka utarakan dengan satu atau dua kalimat pedasku. Ya..aku bukan tipe cewek penggila cowok pamer. hahaha. Lebih tertarik pada dia yang cuek dan sok misterius seperti dia yang hari ini duduk tanpa ekspresi di barisan depan sana. Fahmi Basya.


-aku : Sania : orang yang bingung dengan perasaannya sendiri, hingga suatu saat ia bimbang menentukan pilihan antara memilih Aidan atau Fahmi. dan begitu sakit hati, hingga menyimpan benci yang begitu mendalam pada Aidan yang telah mencampakkannya. Namun akhirnya ia sadar, bahwa Fahmi adl laki-laki yang terbaik untuk dia.
-kau : Aidan : orang sok alim yang deketin Sania, nyuri hatinya dan ternyata brengsek
-Dia : Fahmi : cowok sok cool yang dari awal sania suka, dan dia juga suka, tapi bisa jaga kehormatan sania. dan akhirnya melamar sania.

Sunday, 19 October 2014

Untuk Ani

Ani, lihatlah.. adikmu ini akan segera diwisuda..
Kau bukan yang menginginkanku bahagia seperti ini?tapi mengapa kau pergi?
Kau bukan yang dahulu selalu memberikan janji janji mimpiku?
Aku ingin, sekali saja, kau melihatku bahagia.. sekali saja.
Bahkan kau harus tahu, bahwa adikmu ini sudah berada dipelukan orang yang selalu ingin membuat adikmu ini bahagia. Dan aku ingin memperkenalkanmu dengannya, imamku.
Ku mohon ani, datanglah sekali saja. aku ingin berbagi bahagiaku denganmu.

Allahku, semoga Kau sehatkan ia. Kau sakinahkan keluarganya.
Aamiin.

Yang merindukanmu,
imooto.

Thursday, 2 October 2014

Abang*

Malam ini aku menangis untuk kesekian kalinya untuk orang yang sama. Abang. Entah mengapa aku merasa dia akan pergi jauh. Sangat jauh.
Bukan. Bukan berarti dia memiliki bagian atas hatiku. Hanya saja, separuh aku sudah menerimanya sebagai bagian dari hidupku, dia adalah abangku. Abang yang walau sampai kapanpun tidak akan pernah siapapun temukan tentang kesamaan DNA di antara kami. Abang yang tidak akan pernah kalian dengar ceritanya di masa kecilku dulu.
Aku selalu begitu. Cemburu kepada siapapun yang sudah terlanjur aku sayang, kemudian menyayangi dengan selain aku. Entah itu abang, adik, atau siapapun. Tidak memandang ia laki-laki maupun perempuan sekalipun. Aku tetap cemburu. Dan begitulah sayangku. Perasaan yang mungkin akan orang benci ketika aku sudah bersuami, namun masih mempertahankan sayangku kepada selain beliau. Perasaan yang hanya aku, suamiku, dan ALLAH tahu.
Aih..sudahlah. Akan ada detik setelah ini yang membuatku lupa aku pernah menyayanginya. Akan ada detik dimana ia menyadari bahwa ada yang pernah tulus menyayanginya.
Aku yang akan pergi bang. Aku yang akan pergi.


#Tulisan entah kapan ini, dan sengaja penulis post ke Blog sebagai salah satu karya melankolisnya penulis. XD
2014

Kau Ingatkan aku, Allahku.

Jamaah magribku petang ini tidak seperti biasanya. Indah sekali. Sejak takbir pertama beliau (suamiku), hati ini sudah bergetar. Rasanya ingin menangis. Betapa tidak, beliau mengimami sholat magrib ini dengan duduk. Padahal Dzuhur tadi kami masih berjamaah dengan beliau yang masih mampu berdiri. Ada cidera dibagian lutut beliau karena terjatuh saat futsal di kampus sore tadi. Allah, sembuhkanlah..
Dan lagi, sesuatu yang membuatku begitu "terenyuh" (begitu istilah jawa saking terharunya) adalah saat beliau membacakan ayat demi ayat suci al-Qur'an dengan irama yang begitu syahdu. Aku begitu hafal dengan ayat ini. Namun naifnya, Allah sedang "membuat"ku lupa, ayat berapa dan surat apakah yang tengah imamku bacakan.
Astaghfirullahhal'adziim..
Lalainya aku.. dan telah Kau ingatkan aku dengan cubitan kecil melalui imam magribku kali ini.
Allah..jagakan ayat-ayat-Mu selalu dalam kalbuku. Dan jadikanlah ia penerang dalam gelapnya hatiku. Jadikan ia petunjuk dalam setiap langkah kami menuju Ridho-Mu, Riho-Mu, Ridho-Mu.

Aamiin..

Wednesday, 1 October 2014

PPL-KKN Terindah di SMK Muhammadiyah Karangmojo, Gunungkidul

3 bulan lamanya kami, Bapak Mucharor, Bapak Wachid, Bapak Aal, Bapak Soleh, Bu Aini, Bu Elpi, Bu cici, Bu aya (*Baca dengan spasi), Bu Pinta, Bu Hening dan saya sendiri berada diperasingan ini. Diterjunkan sebagai kandidat dari Universitas kami untuk belajar mengabdikan diri pada negara. Tepatnya di sebuah kecamatan plosok daerah Jogjakarta, Karangmojo Gunungkidul.
Bukan mudah perjuangan kami disana. Berada di tengah-tengah keluarga besar SMK Muhammadiyah Karangmojo, berada di antara lingkungan Muhammadiyah, juga masyarakat yang beberapa memiliki perbedaan keyakinan, non islam. Dan kami harus dengan sigap mencairkan diri, membaur dengan segala perbedaan yang pada awalnya terasa begitu tajam.
Apalagi membaur dengan masyarakat. Membaur dengan satu kelompokpun membutuhkan waktu yang tidak cepat. Harus bisa menahan ego, bertoleransi bahkan dengan hal-hal kecil, juga melatih kepekaan sosial. Bagaimana memprioritaskan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi. Bagaimana bekerjasama agar semuanya terselesaikan tepat pada waktunya.
Semuanya kami dapat disana. diperasingan 3 bulan kami.

Dan yang paling aku benci dari sebuah kebersamaan yang "baru saja" terjalin erat ini adalah, sebuah perpisahan.

Berpisah dengan orang-orang yang banyak mengajarkanku bagaimana caranya bercinta dengan perbedaan. Aku bilang,

b. e. r. a. t.

Namun apalah daya, rasanya tidak adil jika Tuhan mempertemukan kami namun dengan memisahkan kami dari keluarga, orang-orang yang memang semestinya selalu bersama kami.

Jadi.....

Untuk kenangan tak terhingga 3 bulan kita,

terimakasih. terimakasih kawan...





Terimakasih sekali, untuk ilmu berharga yang tidak akan pernah penulis dapat ditempat lain lagi selain dari gerilya 3 bulan kita.
Untuk Pak haror yang hari-harinya dipenuhi dengan protes penulis, semoga Allah menyembuhkan luka menganga yang penulis buat. :D

Untuk Bu Aini, yang banyak mengajarkan, mengisnpirasi serta memotivasi penulis, jazakillah bu.. Semoga skripsi kita diperlancar. Aamiin.. jangan lupa bahasa Arab ya.. ;)

Untuk Ngelpi, sosok kakak juga adik juga sahabat yang sering banget bikin ulah tentang sisik, dan banyak ngomel tentang KW KW, Sukses ya ngapaknyaa.. Segera menjadi halal dengan si Tulang. Aamiin.

Untuk Pinta, tetangga rumah, temen gojekan yang paling klop apalagi kalo jadi satu sama si Tika, Senior tahfidzku.. :* (Maaf, detik terakhir kebersamaan kita justru aku hancurkan :'(, but u must know, that i love you, u're my friend, and always be)

Untuk Kakak Hening, Miss Habatussauda', yang dulu jadi musuh bebuyutan penulis, dan sekarang jadi kakak terbaik penulis, jangan menyerah untuk melangkahkan niat sucimu. Kembaran pak Yarudin menunggumu.. wkwkwk. pisss..

Untuk Bu Aya, Nona manyun *kalo pas lagi poto, Orang yang selalu bikin penulis penasaran karna hpnya dikunci gembok. Padahal kalo g dikunci malah g akan ada yang penasaran loh.. :p, Terimakasih untuk selalu menjadi pencair suasana ditengah tengah kita. U're inspired me. :)

Untuk Bu Cici, jujur saja, penulis iri berat dengan sifat pendiam yang bu cici punya. Hal paling sulit yang bisa penulis lakukan. hahaha. Terimakasih pernah sekali memuji suara penulis seperti suara Fathin, Penulis jadi yakin kalau penulis punya sisi positif yang bisa dikembangkan. :*

Untuk Pak Al, yang suka keluar tanduk kalo kelaparan, yang paling peka kalo ngobrolin obrolan "malam", yang g berani renang, yang kalo pagi suka lomba pake pelembab sama para ibuk-ibuk, yang paling jago tentang per'ta'rarufan, sesungguhnya Para Malaikat meng-Aamiini do'a setiap niat baik Adam yang menginginkan halal atas hawanya. :) Ayoook.. segera akhiri ta'arufnyaaa.. ;)

Untuk Pak Sholeh, kau tau pak, kami semua sayang dengan pak Sholeh, karenanya kami ingin pak Sholeh kembali seperti dulu. Semoga Allah memberi petunjuk. :)

Untuk Pak Wachid, Maaf, :* (Sun kaget :p )eh, jangan pada ngiler lhoh yah... :D

Aku akan selalu merindukan kalian dan kebersamaan kita. Pasti :)

Sunday, 28 September 2014

Milad Komandan 21th

Entah sudah berapa ratus kali kukatakan, bahwa aku selalu kehabisan kata saat aku harus meminta maafku padamu, terlebih menghaturkan rasa terimakasih ini padamu, wahai separuh aku.
Aku sudah tidak tahu harus berbuat apa di hari ulang tahunmu nanti. Kue tart dengan beberapa lilin magic seperti tahun lalu kah?atau movie maker?atau bahkan kado lain?
Sungguh aku ingin membuat semuanya sempurna saat 15 Agustus datang. Selalu begitu. Dan selamanya akan seperti itu.
Dan jadilah aku hanya mampu membuatkanmu sebuah tumpeng nasi kuning, yang kau harus tahu bahwa aku belum pernah membuat sebelumya. Apalagi membuat, melihat ibuk atau siapapun membuatnya pun aku tak pernah.
Dan aku lagi-lagi hanya punya satu alasan mengapa aku melakukan hal yang semestinya mustahil aku bisa,
ia adalah,

cinta.

---

Malam itu, pukul 01.00am, 15 Agustus 2014
Dan aku sudah terjaga. Berharap ada seseorang yang menemaniku berkarya (tumpeng) malam ini.
Walau hingga sebelum fajar tetap saja hanya kau yang aku bangunkan untuk sholat malam. Dan semuanya sudah siap.

---

Selamat Ulang Tahun, Sayang..
Semoga kau dapatkan lembaran syurgamu dengan aku.
*Tangis bahagia ini untukmu, yang selalu membimbingku.






*Di Depan Kontrakan KKN kita :)

Saturday, 27 September 2014

Opening Semesta Educa

Bismillaahirrohmaanirrohiim..
Hari ini, Ahad 28 September 2014, Bimbingan belajar Semesta Educa resmi kami buka. Semoga bermanfaat bagi generasi penerus bangsa kita, menjadi jaya dan semakin berkembang, serta mendapatakan Ridha dan Berkah dari Sang Penguasa Jagat Raya.



*Beribu terimakasih untuk Orang tua penulis, Bapak Pininto Kun Kacaryo dengan Ibunda Sri Iin Setyawati, serta Abah Jamuji dan Ummi Umu Khulsum yang tidak pernah lelah mendukung dan mendo'akan kami, kalianlah inspirasi terbesarku.
*Direktur Semesta Educa, Muhammad Wachid Abrori yang sudah selalu berjuang untuk berdirinya Bimbingan Belajar ini. Dan untuk kerjasama tim yang hebat, I really proud of you.
*Dan semua pihak yang dengan senang hati mendukung dan mendo'akan usaha kami, jazakillah.


.

Direktur : Muhammad Wachid Abrori
Manager : Desty Prasetyaningtyas

Sunday, 7 September 2014

Untuk Komandan, Imamku.

Sayang
Semburat jingga menyelimuti cakrawala hari ini, membalut semua
yang terbungkus hingga relung sumsum..
Ketika sepasang insan merenda kisah menuai kasih, terpekurlah
oleh kehendak akan betapa kuatnya ikatan..
Laksana temaram menjilat lekukan tubuh, melumat apapun yg
menyiratkan perasaan..
Sayang..
Hari ini kuurai kata lebih banyak...
Saat ini kurangkai kalimat lebih lancar...
Pun detik ini bisa saja kita terdiam tanpa kata apalagi kalimat...
Sayang..
Kau tau moment ini tak menelantarkan jiwaku..
Juga perasaanmu berhamburan membuyarkan derai ombak di
latarmu..
Sayang...
Bukan sesumbar kata yg terucap lalu lenyap bersama malam,
bukan pula penyejuk hati nan risau tanpa membekas di ujung-
ujung kalbu..
Sayang...
Kau tumpahkan apa yg sebisamu kau pertaruhkan..
Kau tuangkan butir-butir kasih biar merembes menerobos
tulang..
Kau tengadahkan wajah sembari menguak isyarat perhatian..
Kau lepaskan kepenatan raga biarkan bergejolak segala keluh
kesah..
Sayang...
Aku menggandengmu bukan keperkasaanmu..
Aku memilihmu bukan ketenaranmu..
Aku hanya seonggok harapan yang sekiranya kita uraikan
bersama..
Sayang...
Kesesuaianmu menggetar kalbuku..
Berbaur hingga alampun mengangguk..
Dan moment itu kuingat peluhmu menderas membekas sepanjang
tanganmu mendekap..
Lalu tanpa ...

Tuesday, 12 August 2014

Menikah tidak bisa membahagiakan orang tua?

Kata salah satu teman, “aku belum ingin menikah, aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku terlebih dahulu”.
Pertanyaanku sebagai seorang mahasiswi yang sudah menikah, apakah aku yang sudah menikah ini dinilai tidak mampu membahagiakan kedua orang tua?
Apakah benar, yang belum menikah sajalah yang mampu membahagiakan kedua orang tuanya?
Aku bilang, tergantung dari sudut pandang mana anda melihat.
Ketika anda melihat dari sudut pandang material saja, mungkin akan sekilas terlihat bahwa hanya yang belum menikah lah yang mampu membahagiakan kedua orang tuanya. Logikanya, seseorang yang belum menikah belum punya tanggung jawab untuk menafkahi isteri maupun anaknya. Hal ini tentunya akan menjadikan dia lebih mudah untuk lebih memprioritaskan kebahagiaan orang tuanya dalam hal ekonomi.
Berbeda dengan seseorang yang telah menikah bahkan sebelum ia lulus dari kuliahnya. Belum saja bekerja, belum saja mendapatkan penghasilan sendiri, ia sudah harus memprioritaskan isteri dan rumah tangganya sendiri dari pada kedua orang tuanya yang sejak dulu sudah mengasuh, membiayai sekolah hingga sarjana. Padahal harapan dari kedua orang tuanya ketika lulus adalah “memanen” dari hasil kerja keras kedua orang tuanya selama ini.
Begitukah?
Mari coba kita lihat dari sudut pandang spiritual.
Bukan tanpa beribu pertimbangan, ketika orang tua melepaskan anak-anaknya untuk memutuskan mengambil jalan pernikahan. Hal ini bukan sesuatu yang tanpa sebuah keberatan. Namun, andai saja kita mau melihat keluar sana, fenomena perzinaan marak dimana-mana, anak perempuan kehilangan kesuciannya, anak laki-laki kehilangan kekuatan imannya, orang tua jatuh martabatnya, bayi-bayi tidak berdosa kehilangan nyawanya. Andai kita mau membuka mata sedikit saja, bahwa kehidupan di luar sudah tidak seaman jaman muda-mudi orang tua kita. Bahwa setan-setan sudah tidak selugu saat berpacaran orang tua kita dahulu.
Jadi, untuk investasi jauh ke depan, ingin dibahagiakan dengan seperti apakah anda, para orang tua?
Akan tenang-tenang saja kah para orang tua yang melepaskan anaknya jauh ke perantauan?
Seharusnya tidak.
Marilah, sejenak kita renungkan. Betapa kali ini kita harus berdemokrasi dengan berkembangnya zaman, bertoleransi dengan majunya peradaban. 
Syukron.

Thursday, 5 June 2014

Busuk

Salah satu karya hiperbolis penulis yang tidak melalui seleksi sensor :D
Sepertinya tulisan ini muncul saat penulis mulai banyak dijauhi teman teman karibnya di komplek pesantren karena penulis terpilih menjadi salah satu pengurus pusat waktu itu. Entahlah..mengingatnya membuatku berkunang kunang, lebih baik langsung post done saja. 😂😂😂
.
.
.
Semua orang mulai memperlihatkan belangnya. Siapapun.
Satu persatu memperlihatkan bagaimana wajah asli mereka.
Lalu apa?
Akhirnya tangis sekeras apapun tidak akan merubah apa yang mereka lakukan.
Balas budi kah ini?
Setelah selalu aku siram tanaman-tanaman itu, lalu kemudian aku hanya di sodorkan bangkainya.
Semuanya, B U S U K
Pikirkan saja sendiri hidupmu. tidak usah kalian hiraukan aku dengan segala kerapuhanku.
Kalian sudah bahagia bukan...

Friday, 25 April 2014

Banjari Amanatul Ummah, Suami

Entah mulai dari mana aku jatuh cinta dengan Hadroh, rebana, atau yang orang daerah Jawa Timur sebut dengan banjari ini. Mungkin semenjak jadi vokalis "ala kadarnya" dulu di sebuah kelompok rebana kecil di desa. Atau mungkin karena hadroh di pondok yang begitu syahdu kurasa di kalbu. Begitulah aku memandang banjari sebagai musik favoritku nomor satu sebelum jenis musik pop. Termasuk mulai tergila-gila dengan vokalis banjari, tanpa pandang gender.
Dan di bawah ini, adalah beberapa dokumentasi yang berhasil penulis curi dari sebuah group jejaring facebook yang menyertakan mas Wachid Abrori (suami penulis) sebagai vokalis di sebuah kelompok banjari Jawa Timur.
Percaya atau tidak, aku jatuh cinta padanya, LAGI DAN LAGI.

Komplek Q *memomemo

Masa-masa perjuangan di penjara suci, PonPes Tahfidz Al Munawwir Komplek Q Krapyak, Yogyakarta.

Silahkan klik,

-Festival Hadroh DIY, Tsamrotul Muna
http://www.youtube.com/watch?v=s-vxRufz2oU

-Cerita Romadhon Komplek Q
http://www.youtube.com/watch?v=1bU5s3yhM3E

Wednesday, 23 April 2014

Kenangan Penting tentang Cinta

Suatu hari, mungkin kau akan lupa bagaimana rasanya pertama kali kau jatuh cinta pada suamimu sendiri. Suatu hari, mungkin kau akan lupa bagaimana caranya menyatakan sayangmu padanya. Dan karena itulah, aku ingin mengabadikan perasaan terindah ini untuk suatu hari kubaca bersama suamiku dimasa tuaku nanti. Agar aku tidak pernah lupa bagaimana indahnya mencintainya. Sepanjang hidupku.

Aku mengenalnya lewat sosialisasi pembelajaran kampus baru kami, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kala itu, aku hanya bisa melihatnya dari ujung kelas. Mencari tahu tentang namanya, nomor telfonnya. Kemudian, sesekali mata kami bertemu, membuat sepersekian detik hidupku serasa berhenti. Semuanya membias. Hanya ada aku, dan dia serta degub jantungku yang terdengar begitu jelas. Aku jatuh cinta, pada pandangan pertama.

Aih..apakah sama dengan yang di sana?
Entahlah.

Hari-hari berikutnya perbincanganku dengan beberapa teman baruku hanya seputar dia, lelaki yang ku lirik manisnya, Muhammad Wachid Abrori. Atau yang akrab kami sebut MW.
Beberapa hari setelah pesan singkat ku layangkan sebagai permintaan pertemananku, dia mengajakku bertemu untuk mengerjakan tugas akhir sospem bersama di sebuah warnet dekat kampus. Kala itu aku sedang ijin pondok beberapa hari karena kegiatan kampus yang begitu padat. Dengan penanmpilan yang "berbeda" ku beranikan diri untuk bersua dengannya. Jaket semi jeans, jilbab paris dan sarung khas madura sebagai identitasku, santri pondok. Jelas, pertemuan ini harus dengan etika seorang santriwati yang sedang bertemu santri laki-laki. menundukkan kepala, berbincang seperlunya.
Dan begitulah, pertemuan pertama kami. ada raut malu bercampur bahagia di sudut matanya.

Lima hari terhitung sejak hari pertama sospem, kami sudah banyak saling tahu. Aku banyak bertanya tentang latar belakang sekolahnya yang ternyata dulu dia adalah salah satu siswa Gontor, tentang keluarganya juga tentang bagaimana ia sampai di sini, Jurusan baru kami, Pendidikan Bahasa Arab. Begitu juga dengan dia yang begitu bersahabat menerimaku dan tidak enggan untuk saling bertukar cerita.

Masachid, begitu aku memanggilnya.


Wednesday, 16 April 2014

Borobudur "Jalan-jalan men!!!"

Ehm..pertama-tama, penulis pengen pamer beberapa koleksi kenangan yang bisa penulis bingkai dari vacation penulis ke sebuah candi terbesar di dunia, Borobudur temple.
Jadi gini ceritanya,
Kedua temen penulis, sebut saja eyang (nama aslinya panjang banget sehingga penulis kesulitan dalam menuliskannya :D "Umi Khulsum Nur Qomariyah Magister Biologi Al-Hafidzoh wal hamilah wal jamilah") dan satunya lagi mbak leha (siti julayha), lagi pengen ngawalin liburan lebaran dengan menginap di gubug penulis, Magelang.
Sekalian tuh kita mampir ke candi Borobudur lewat belakang (*baca=masuk gratis).
Maaf g bisa "ngopeni" kalian di rumah dengan baik. Terimakasih sudah mau berkunjung. Jangan kapok yaaa...
:*


Ayook..siapa pengen ke candi bareng penulis lewat belakang?
Daftarkan segera!!!kesempatan terbatas.
:D
Silahkan tinggalkan komentar di bawah ini yaa..

Tuesday, 15 April 2014

Proposal Skripsi

Tidak sedikit orang yang bertanya tentang kuliahku dengan berbagai macam pertanyaan seperti,
"Wisuda kapan?"
"Udah skripsi?"
atau "Udah ngerjain proposal?"
"Skripsinya sampai mana?"
dan pertanyaan-pertanyaan membosankan lainnya yang tidak lain hanya mempull down semangatku.

Kenapa?
Kenapa tidak malah menyulut api semangatku?
Entahlah. Hanya saja, satu hal yang perlu kamu tahu adalah, start awal proses pembuatan proposalku bahkan sudah jauh sebelum semuanya sibuk mencari judul.
Terlalu berani mungkin. Dan terlalu pengecut pastinya. Sudah aku ajukan judul beserta proposalku di awal semester 6. Sebelum aku menikah, tepatnya. Berharap, saat menikah aku sudah lebih tenang karna judul dan proposalku diterima oleh pembimbing akademikku, Bapak Abdul Munip.

Tapi apa mau dikata. Tidak ada seorangpun yang bisa menggugat keputusan seorang dosen, begitu katanya. Siang itu, pukul 11.00 aku sudah duduk manis di ruang Dosen Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga dengan sederet kalimat yang sudah kususun rapi beserta beberapa kalimat penguat agar judul dan proposalku diterima. Mencoba datang lebih awal karena tidak ingin memberi kesan tidak baik untuk pertemuan pertama bersejarah ini. Beberapa mahasiswa juga terlihat antri menunggu dosen. Ada janji juga, mungkin.
15 menit berlalu, akhirnya ku layangkan sebuah pesan singkat untuk beliau. Memastikan beliau tidak lupa untuk bertemu denganku siang ini.
Tidak lama kemudian beliau datang. Dengan satu kalimat tanya sederhana, beliau sukses membuat nyaliku ciut seperti balon yang di lepas ikatannya.
"Coba mana judulnya?" (membaca)
"Kamu semester berapa?"
"Semester 6 Bapak.." (keringat dingin)
"Kamu masih harus banyak baca ini. Judul ini sudah banyak..Rajin-rajin ke perpus biar kamu g kuper.."

GLEK!!!

Mendadak seluruh tubuhku seperti kehilangan kendali. Tulang-tulangku seperti tak bersendi. Nadiku malu-malu berdenyut. Seperti ingin langsung menenggelamkan diri ke dasar lautan yang bahkan tidak ada ikan di sana. aku, m a l u.

Hanya sebesar itu nyaliku. Sekarang, setiap kali berpikir tentang proposal, terlebih skripsi, aku seperti ingin muntah. Sepertinya ini yang dinamakan frustasi. Dan frustasi hanya untuk orang-orang bermental kerupuk. Dan itu, aku.

Tuhan..bukankah aku masih bersama belas kasih-Mu?
Aku ingin mengajukan proposalku hanya pada-Mu saja ya?
Bahkan Kau tidak pernah sekalipun menolak proposalku bukan?
Aku harus bagaimana, Tuhan?

Saturday, 12 April 2014

PPL

Ngajar yang bener bener harus nyiapin mental ya, PPL. Dari rencana pembelajaran yang harus sudah dipersiapkan sendiri jauh dari sebelum hari H, sampe ritual komat kamit yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan pembelajaran, alias belajar ngajar otodidak.
belum lagi praktik ngajar di kelas yang jujur adalah hal paling menakutkan buat gue, mahasiswi yang sekalipun g pernah dapetin pelajaran apapun tentang bahasa arab di sekolah dulu.

Oh God.Jadi?Gue?Gimana?


Okey. lets make it enjoy.
#ngehibur diri

Usaha pertama yang harus gue lakuin adalah wawancara temen-temen terdekat gue yang sekiranya bisa nuntun gue ngajar, ngajar B-A-H-A-S-A-A-R-A-B. keren kan???!!!

Saturday, 5 April 2014

Taman Lampion

Dan malam ini, satu dari seratus mimpiku akan ku coret, pertanda bahwa aku telah mewujudkan mimpi itu, bersamamu. goes to Taman Lampion, Yoyakarta.
Dengan iringin lagu kenangan kita, Yogyakarta.
ALL ABOUT YOGYAKARTA IS ALL ABOUT US.

Di bawah ini, beberapa foto selfy penulis di objek wisata Taman Lampion, ato yang akrab dikenal dengan sebutan Taman Pelangi,

Objek wisata ini mirip banget dengan salah satu objek wisata di Malaysia, bedanya, desain di sini masih sederhana dan belum cukup terkenal di luar Jogjakarta.
Yuk kita intip..

Wedding Ceremony

Beberapa foto nikahan penulis yang g sempet penulis upload satu persatu via jejaring sosial facebook.
Untuk bulek dan adek yang udah dandan cantik dan udah sibuk jahit gamis seragam kesana sini tapi g sempet foto...thanks a lot. Maaf dest merepotkan kalian..
And special for everyone, terimakasih telah hadir di syukuran kami. jazakillah..